CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

24 Jun 2011

Review Negeri 5 Menara



Judul : Negeri 5 Menara
Penulis : A. Fuadi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 432 halaman
Harga : Rp. 50.000


Ini dia novel yang aku pinjam dari teman aku Solihin. Awalnya pengen langsung pinjam pas dia selesai baca. Tapi berhubung beberapa hari kedepan ada ujian, jadi aku ngundur waktu sampai selesai ujian. Aku dapat bocoran, katanya novel ini bagus, penuh motivasi dan berkisah tentang pondok pesantran. And then... novel ini udah sampai ke tangan aku berhari-hari yang lalu dan sekarang aku sudah selesai membacanya. Ini cerita singkatnya :


Seorang anak bernama Alif dari tanah minang Sumatera Barat baru saja menamatkan pendidikannnya di Madrasah Tsanawiyah. Ia senang dengan nilai rapornya dan menjadikan nilai itu sebagai modal untuk ia masuk ke sekolah umum non-agama SMA Bukittinggi. Tetapi orang tuanya tidak setuju dan memaksa Alif untuk melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Aliyah, alasannya karena orangtuanya ingin Alif menjadi orang yang berguna bagi agamanya ditengah kemerosotan umat Islam dan sedikitnya figur-figur pemuka agama Islam sekarang ini. Alif menolak kemauan orangtuanya, ia besikeras tetap ingin masuk SMA seperti temannya Randai. Akhirnya ia memilih mengurung diri di kamar berhari-hari dan hanya keluar kamar jika ingin makan dan minum. Lalu ia mendapat surat dari pamannya yang menawarkan untuk bersekolah di Pondok Madani. Alif berpikir sejenak dan kemudian menerima tawaran itu. Akhirnya ia dengan diantar ayahnya mendaftar ke Pondok Madani lalu mengikuti tes masuk dan ia berhasil. Di PM (Pondok Madani) Alif bertemu banyak teman-teman yang berasal dari berbagai daerah seperti Said, Baso, Raja, Atang, dan Dulmajid (lupa mereka dari daerah mana aja). Alif juga menjadi salah satu anggota redaktur majalah Syams Pondok Madani. Di PM, aturan sangat ketat dan harus menggunakan bahasa Inggris atau Arab untuk bahasa sehari-hari. Dengan segala usaha dan jerih payahnya, akhirnya Alif berhasil melewati rintangan dan ujian selama di PM. Ia lulus dengan hasil yang baik.


Begitulah kira-kira kisah singkatnya. Membaca buku ini, mengingatkanku dengan Tetralogi Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata. Sama-sama berkisah tentang pendidikan. Bedanya, Laskar pelangi khas melayu, sedangkan Negeri 5 Menara khas minang. Lalu, Laskar Pelangi lebih menonjolkan ilmu dibidang ilmiah sedangkan N5M di bidang agama. Aku sempat mogok ditengah buku, karena udah hampir 200 halaman tapi belum ada konflik yang berarti. Untunglah pas di akhir-akhir ada cerita yang lumayan 'gereget' yang pas Alif dan teman-teman redakturnya disuruh mencetak majalah Syams secara instant agar bisa langsung diberikan kepada Presiden setelah beliau selesai berpidato sewaktu berkunjung ke PM. 


Menurutku, novel ini bagus. Diceritakan oleh penulis berdasarkan kisah nyata yang masih terekam di memori ingatannya. Di novel ini juga banyak motivasi dan 'setrum' yang bisa membangkitkan semangat. Juga ada mantra sakti "Man jadda wajada" (siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil) kata mutiara yang sederhana tapi kuat yang mempu memberi energi positif. Lewat novel ini, kita bisa tahu seperti apa kehidupan pondok, dan karena novel ini, aku jadi ingin sekolah di pondok. Tidak peduli seketat apapun peraturannya dan seberat apapun ujiannya, yang penting bisa 'dicetak' menjadi manusia yang beriman dan berguna. Hehe.. Ranah 3 Warna jadi wishlist aku yang berikutnya..

0 komentar:

Posting Komentar